Nggak tau harus mulai dari mana. Tapi pada intinya sekarang aku kembali lagi ke peraduanku. Blogspot.
Setelah beberapa bulan tergiur dengan platform Wowpres akhirnya aku harus kembali, mengikuti kata hatiku untuk kembali ke peraduan. Tapi tenang, post kali ini bukan tentang aku yang kembali kemari, itu hanya sekedar pembukaan saja. *atau apalah sebutannya.
Kemarin tepatnya hari sabtu malam, di akhir bulan Februari. Aku akhirnya bisa mendatangi tempat yang selama ini hanya bisa aku lihat di televisi. Tempat yang katanya adalah sebuah gang dengan banyak sekali penjual di kanan kirinya. Tempat itu adalah Pecinan, banyak istilah lain yang terdapat di masyarakat seperti Pasar Semawis, Kampung Pecinan atau hanya dengan singkat menyebutnya Semawis. Aku mengunjungi salah satu tempat wisata di Semarang ini bersama salah satu teman reporterku sebut saja Kareem :D
 |
Pecinan Semarang |
Benarlah saat sampai disana memang itu adalah sebuah gang dengan banyak sekali tenda penjual di sepanjang jalannya. Saat awal kita memasukki lokasi gang ini, serasa berada di sebuah bazar yang berisi makanan, pakaian dan minuman. Namun setelah masuk lebih dalam, kita akan menemukan stand-stand yang unik seperti stand karaoke lansia.
Iya benar, lansia atau lanjut usia. Di stand ini para opa dan oma bernostalgia menyanyikan lagu-lagu yang pernah hits di jaman mereka. Aku tidak paham apa judul lagu yang mereka nyanyikan, bahkan ada yang menyanyikan lagu mandarin yang membuatku tambah bingung. Tapi aku senang sekali melihat mereka yang tampak bahagia karena dapat berkumpul dan bercngkrama dengan kawan seusia mereka dan menyanyikan lagu yang jayadi era nya.
 |
Karaoke Tempoe Doeloe |
 |
Kedai Karaoke |
Anda penasaran dengan siapa jodoh Anda? Atau ingin tahu masa depan Anda seperti apa? Silakan datang ke stand yang satu ini, stand Ramalan. Disana sang peramal akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kamu tentang kehidupan. Mau percaya atau tidak itu pilihan kamu.
 |
Stand Ramalan |
Sesuai dengan nama lokasinya, Pecinan, kebanyakan penjual disini adalah mereka yang berketurunan Tionghoa. Banyak olahan-olahan makanan khas China yang bisa kita temukan disini, termasuk olahan daging Babi. Tapi tenang, untuk kamu yang beragama muslim tidak perlu khawatir, ada juga stand yang menjual makanan lain seperti Sosis Bakar (Daging nya Ayam atau Sapi kok tenang aja) ada juga Ice Cream, Cap Jay dan lain-lain yang tentunya bebas dari bahan Babi.
Aku dan Kareem sendiri memilih membeli Ramen. Selain karena Kareem yang seorang pecinta mie dan hal-hal yang berbau Jepang alasan lain kami memilih ini adalah karena penjualnya ber jilbab jadi
insyaallah di jamin aman dari hal-hal berbahan hewan tersebut diatas *haha
 |
Stand Ramen di Pecinan |
 |
Yang Jualan Ber-Hijab :D |
 |
Selamat makan, jangan lupa berdo'a |
Setelah makan Ramen dengan ditemani suasana khas China Town *halah* kami juga sempat mampir kesalah satu rumah ibadah yang berada di dekat Pecinan namanya (lihat di foto), awalnya kami hanya mengambil gambar luarnya saja, tapi kemudian kami memberanikan diri untuk meminta ijin masuk dan ...
kwala ... pemilik/ penjaga nya memperbolehkan kami masuk dan mengambil gambar didalam dengan syarat melepas sepatu kami. *Maksudnya untuk menjaga kebersihan kan ya, pikirku.
Kami pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mengambil gambar *tentu foto pribadi haha :D
 |
Tempat Ibadat Tri Dharma |
 |
Tampak Depan |
 |
Kareem |
 |
Aku Tampak Belakang :D |
Setelah puas berkeliling kami hendak pulang hingga aku menghentikan langkah Kareem untuk melihat ke salah satu ruko yang masih buka, disana memajang lukisan khas China dengan tinta bak/ tinta hitam. Awalnya kami breniat untuk minta dilukiskan nama kami dalam bahasa China, tapi setelah melihat harganya kami jadi minder, akhirnya kami hanya melihat-lihat. Beruntung si pemilik berbaik hati membiarkan kami untuk melihat-lihat koleksi lukisan buatanya.
 |
Chinese Painting |
 |
Selalu memakai kaos putih |
 |
Ada yang di piring sterofoam juga |
 |
Koleksi Pak Suharto Martanto |
 |
Kayaknya itu jimat deh :D |
Nama pemilik toko ini adalah bapak Suharto Martanto yang memiliki nama Tionghoa : Tan Eng Tion. Kami mendapat banyak sekali pengalaman dari kisah-kisah yang ia ceritakan. Rupanya ia adalah pelukis 'Chinese painting" cepat dengan tag-line "Lukisan Cepat 30 Detik". Disini kami berbicara banyak hal dengan Pak Suharto, mulai dari sejarah bagaimana ia bisa melukis, media apa saja yang pernah meliput, kami juga di tantang untuk menebak umur beliau. Coba kalian perhatikan foto di bawah dan tebak berapa umur beliau :
 |
Berapa hayo? |
Usut punya usut, Pak Suharto lahir sehari sebelum hari kemerdekaan yaitu 16 Agustus 1945. Awalnya aku dan Kareem agak kaget karena wajah Pak Suharto masih kelihatan lebih muda dari umurnya.
Kami juga membahas politik disana, salah satunya tentang hal yang sedang heboh di beritakan (saat artikel ini dimuat) yaitu perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau biasa di panggil Ahok dengan para anggota DPRD. Pak Suharto sendiri lebih
pro kepada Ahok karena ia menganggap Ahok benar karena telah mengungkap dana siluman dengan
E-Budgeting. Aku dan Kareen sendiri hanya sedikit berpendapat tentang itu. Kemudian Pak Suharto juga memperlihatkan kepada kami seberapa cepat ia melukis. Lihat videonya di akhir artikel ini. Sungguh suatu kehormatan buat kami, karena ini gratis *haha :D
Pak Suharto ini pernah di liput oleh banyak media. Tidak hanya media Indonesia akan tetapi hingga luar negeri. Beberapa di antaranya adalah Singapura dan China.
Pak Suharto juga memberi kami kartu namanya dan kemudian ia meminta kami untuk memberikan kartu nama kami juga, tapi sayangnya kami tidak punya dan akhirnya hanya bertukar nama akun Facebook. *Bapak ini main FB juga ternyata.
 |
Koran China |
Pak Suharto menyarankan kami untuk membuat kartu nama, tidak perlu bagus yang penting saat bertemu orang, orang itu bisa ingat dan tahu apa keahlian kita. Aku pikir benar juga, jika suatu saat orang itu butuh sesuatu yang sesuai dengan keahlian kita, pasti orang pertama yang dihubunginya adalah yang ia punya kontaknya, salah satunya kita. Beliau juga mengatakan "Banyak teman banyak rejeki", itulah alasan mengapa kami di perbolehkan untuk sekedar melihat-lihat di galerinya ini. Hal lainnya adalah ia melakukan ini karena hobi, jadi ia tidak terlalu terpatok pada Rupiah karena pekerjaan utama Pak Suharto adalah menjual tiket pesawat dan pulsa elektrik. Lama sekali kami mengobrol hingga kami sadar bahwa waktu sudah larut dan kami harus segera menyudahi obrolan ini.
Kami berpamitan dan berterima kasih kepada Pak Suharto setelah sebelumnya melakukan foto bersama *Karena Baterai SLR habis, kamera hape pun jadi :D
 |
Aku, Pak Suharto dan Lukisan-lukisannya |
 |
Kareem |
Itulah beberapa cerita singkat Aku dan juga Kareem mengunjungi salah satu obyek wisata Semarang yaitu Pecinan. Terima kasih telah mampir ke blog ini, jangan lupa share dan beri komentar agar saya bisa memperbaiki
content blog ini. Silahkan lihat video lengkapnya di bawah ini.
Maaf video sedang dalam proses editing.
Komentar
Posting Komentar